Jumat, 01 April 2011

Budidaya Sapi Potong

I. Pendahuluan.
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil.

II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah.

C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia.

D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.

E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik

2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :Berumur di atas 2,5 tahun,Jenis kelamin jantan,Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm,Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit),Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus,Kotoran normal.

III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.

3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.

Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.

Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus, POC NASA, dan HORMONIK. Produk ini, khususnya produk VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K, Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan penyakit.
Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.

Sementara pemberian POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian sapi, meningkatkan ketahanan tubuh ternak, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

Sedangkan HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ternak. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ternak secara keseluruhan.

Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat. Caranya sebagai berikut :

Campurkan 1 botol VITERNA Plus (500 cc) dan 1 botol POC NASA (500 cc) ke dalam sebuah wadah khusus. Tambahkan ke dalam larutan campuran tersebut dengan 20 cc HORMONIK. Aduk atau kocok hingga tercampur secara merata.
Selanjutnya berikan kepada ternak sapi dengan dosis 10 cc per ekor. Interval 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :

a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia (terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.

b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.

c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.

IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.

3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.

4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.

Sumber :http://teknis-budidaya.blogspot.com

Menciptakan Broiler yang seragam

Oleh: Urip Santoso


Ketidakseragaman berat badan akan meningkatkan biaya produksi sehingga menurunkankan pendapatan peternak. Ada cara praktis untuk mendapatkan broiler yang seragam.

Tujuan memelihara broiler adalah mendapatkan produktivitas yang tinggi serta menghasilkan berat badan yang dikehendaki pasar. Untuk mencapainya, seorang peternak harus berupaya agar broiler yang dipelihara sebagian besar mempunyai berat badan yang ideal pada umur pasar. Dengan demikian perlu diciptakan broiler yang mempunyai berat badan yang seragam.

Sebagai contoh, kerugian yang akan dialami oleh peternak jika berat badan broiler sangat bervariasi antara lain adalah produksi broiler setiap kandangnya menjadi berkurang, sementara biaya produksinya tetap. Hal ini tentu saja akan memperkecil keuntungan yang diperolehnya. Bervariasinya berat badan ini akan menghasilkan bervariasinya berat karkas atau daging yang diproduksi. Selain itu, konsumen cukup selektif dalam memilih karkas broiler. Mereka menyukai broiler/karkas broiler dengan berat tertentu. Oleh karena itu, bervariasinya berat badan akan berakibat tertundanya pemasaran yang berarti meningkatnya biaya produksi, atau lebih celakanya terpaksa dijual dengan murah.

Dibawah ini diberikan petunjuk praktis cara-cara membuat broiler seragam.

Memelihara betina atau jantan saja

Secara umum berat badan broiler jantan dan betina berbeda. Oleh karena itu, memelihara broiler secara terpisah sangat dianjurkan untuk menciptakan keseragaman. Namun, hal ini tampaknya sulit dilaksanakan mengingat industri bibit saat ini menjualnya secara mixed.

Membeli DOC yang seragam

Jika memungkinkan, peternak hendaknya membeli DOC yang berat badannya seragam. Hal ini tentu saja memerlukan kerja sama dengan industri bibit, dimana industri bibit selalu menyediakan bibit yang relatif seragam.

DOC segera diberi minum

Setelah perjalanan jauh yang ditempuh DOC, maka segera setelah sampai dikandang, DOC diberi air minum elektrolit dan energi. Pemberian air minum dilakukan untuk mencegah kehilangan air tubuh, sehingga kehilangan berat badan dapat dicegah. Pemberian energi, elektrolit dan vitamin juga dilakukan untuk mengganti elektrolit yang hilang, sedangkan energi yang diberikan sebagai sumber tenaga. Jika hal ini dilakukan, maka kehilangan berat badan dapat dicegah dan DOC mempunyai kesehatan yang optimal. Untuk memungkinkan semua DOC minum, maka segera setelah tiba, setiap DOC dituntun untuk minum, dan tambahkan jumlah air minum normal sebesar 50-100% selama 4-5 jam. Pakan dapat diberikan setelah periode ini.

Jika DOC terlambat minum air dalam waktu beberapa hari dapat terlihat ketidakseragaman.

Jumlah tempat pakan dan minum

Jumlah tempat pakan dan tempat air minum yang terlalu sedikit akan membuat ternak tidak mendapat makan dan minum secara merata. Ketidakmerataan ini dapat menyebabkan ketidakseragaman berat pasar. Hal ini tentu saja dapat menurunkan produksi ayam per kandangnya, yang berakibat langsung menurunkan keuntungan yang diperoleh peternak.

Biasanya peternak memberi tempat pakan sebanyak 20 buah untuk 1000 ekor. Hal ini tentunya untuk 1 tempat pakan diperuntukkan bagi 50 ekor ayam dewasa. Padahal kapasitas satu tempat pakan hanya berkisar antara 12-17 ekor. Oleh karena itu tidak mengherankan jika terjadi variasi berat badan yang sangat lebar, yang artinya rendahnya keseragaman. Demikian pula kebutuhan tempat air minum, dapat menyebabkan ayam tidak minum secara serempak. Oleh karena itu untuk 1000 ekor ayam dewasa, membutuhkan 60 buah tempat minum.

Pakan/ransum

Pakan yang dicampur secara tidak merata dapat menyebabkan ketidakseragaman berat pasar ayam. Hal ini dikarenakan ayam tidak menerima zat gizi yang merata. Dengan kata lain, mungkin terdapat ayam yang menderita zat gizi yang berlebihan dan adapula yang kekurangan. Bentuk butiran yang terlalu besar dengan bahan pakan lainnya, karena ayam cenderung memilih butiran yang besar.

Untuk menghindari hal ini, maka pakan-pakan dibuat pelet. Dengan pelet ayam mau tidak mau akan memakan pakan tersebut tanpa bisa memilih.

Suhu kandang

Telah diketahui suhu bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ayam. Pada saat anak ayam masih memerlukan panas tambahan, maka seyogyanya ayam mendapat panas tambahan yang merata. Untuk itu, indukan harus diberikan cukup. Sebagai contoh anak ayam mendapat panas berlebihan, akan dapat menurunkan nafsu makan yang berarti anak ayam kurang mendapat gizi yang cukup. Suhu yang terlalu panas akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Demikian pula jika anak ayam kurang nyaman, dapat mengganggu proses metabolisme yang dapat menimbulkan abnormalitas.

Demikian pula jika salah letak posisi kandang, misalnya sebagian kandang yang lain terlindung dengan sinar matahari, hal ini tentunya menyebabkan perbedaan suhu dan kelembaban kurang. Hal ini menyebabkan ketidakseragaman berat badan.

Kepadatan kandang

Kepadatan kandang dapat mempengaruhi keseragaman berat badan. Kandang yang terlalu padat menyebabkan ayam tidak mendapatkan pakan dan minum secara serentak. Selain itu, kandang yang terlalu dapat menimbulkan kanibalisme dan kebutuhan zat gizi tertentu meningkat. Ketidakseragaman ini dapat menimbulkan prilaku dominasi pada sekelompok ayam.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan 14 ekor/m2, masih cukup baik. Jadi, untuk 1000 ekor broiler memerlukan kandang dengan ukuran 6 x 12 meter.

Penyakit dan abnormalitas

Kelainan metabolik seperti ascite, defisiensi dan kelebihan zat gizi, abnormalitas kaki serta penyakit infeksi dapat menimbulkan ketidakseragaman. Sebagai contoh, ayam yang mengalami kelainan kaki, menyebabkan ia sulit untuk mendapatkan makan dan minum. Hal ini mengakibatkan sebagian ayam kekurangan zat gizi, sehingga pertumbuhan terhambat.

Secara umum ayam yang terkena penyakit atau kelainan metabolisme turun nafsu makannya. Selain itu terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan ketidakefisienan penggunaan pakan yang dapat menghambat pertumbuhan.

Variasi dalam perlakuan terhadap individu

Cara memperlakukan individu juga dapat menghasilkan berat badan yang bervariasi. Ketika kita menangani ribuan ayam untuk vaksinasi, potong paruh dan pindah tempat, adalah sangat sulit untuk memperlakukan setiap ayam sama. Kita harus secara terus menerus memonitor para pegawai dan peralatan untuk meyakinkan bahwa metode kita diterapkan secara seragam bagi setiap ayam.

Kandang baterai yang meningkat

Pada industri broiler yang menggunakan kandang baterai bertingkat banyak, maka terjadi perbedaan terhadap mutu udara, pencahayaan dan suhu kandang. Perbedaan ini dapat menghasilkan variabilitas berat badan.

Pencahayaan

Pencayahaan secara alami memegang peranan penting terhadap keseragaman. Intensitas dan panjang matahari bervariasi dari hari ke hari karena musim, posisi matahari dan lekukan bumi. Panjang hari secara normal berkisar antara 15-30 menit sebelum matahari terbit sampai dengan 15-30 menit setelah matahari tenggelam.selama periode 15030 menit senjakala ini panjang gelombang 400-700 milimikron. Beberapa ayam akan mencari cara untuk mendapatkan tempat pakan dan makan ketika intensitas cahaya kurang dari 0,25 ft/candle (atau kurang dari 400 milimikron). Juga kondisi berawan, debu, air dalam udara dan faktor lain juga menurunkan panjang gelombang. Jadi jumlah stimulasi cahaya terhadap glandula pituitari mungkin berbeda pada ayam yang berbeda dan kandang yang berbeda. Hal ini menyebabkan sebagian ayam mencapai dewasa kelamin lebih awal.

Untuk mengatasi masalah ini, intensitas cahaya dapat disuplementasi secara buatan, jika cahaya yang tersedia secara alami menurun selama periode ”reading”, sehingga semua kandang memperoleh stimulasi yang sama untuk memperbaiki keseragaman.

Sistem pemberian pakan

Sistem pemberian pakan dapat mempengaruhi keseragaman. Pembatasan pakan di awal pertumbuhan yang salah dapat menyebabkan ketidakseragaman berat badan, tetapi sistem yang benar akan menghasilkan berat badan broiler yang lebih seragam.

Pemberian pakan harus dimulai 30 menit setelah matahari terbit untuk memberikan semua ayam kesempatan untuk makan pada waktu yang sama. Program a-skip-a-day akan membuat pakan lebih tersedia pada setiap waktu makan dan memberi semua ayam kesempatan untuk makan. Jika pakan bervariasi dalam ukuran juga akan menyebabkan ”selective-feeding” yang menyebabkan sebagian ayam kelebihan lemak. Untuk itu, keseragaman bentuk dan ukuran pakan harus diperhatikan.

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penyebab ketidakseragaman berat badan pada broiler dapat diatasi oleh peternak. Pemeliharaan yang kurang baik akan menyebabkan ketidakseragaman yang kemudian dapat merugikan bagi peternak. Urip Santoso Ph.D., Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. POULTRY INDONESIA MARET 2000.

Sumber :http://unib.ac.id/blog/urip_s/2009/04/07/menciptakan-broiler-yang-seragam/

Kamis, 31 Maret 2011

INFLAMASI DAN HIPEREMI

Inflamasi adalah suatu proses dinamis di mana jaringan hidup bereaksi terhadap luka. inflamasi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1.Fisik: trauma, panas atau dingin, radiasi.
2.Kimia: racun kimia sederhana (misal: asam), Racun organic (paraquat).
3.Infeksi: bakteri, virus, parasit.
4.Imunologi: Ag-Ab, berperantara sel

Reaksi inflamasi terjadi pada permukaan buluh darah yang berdekatan dan jaringan penunjang; sel parenkim khusus tidak terlibat secara langsung.Pada inflamasi akut:
Gejala-gejala yang biasany dapat ditemui adalah:
•Rubor: merah
•Calor: panas
•Tumor: bengkak
•Dolor: sakit
•Fungsiolesa: kehilangan fungsi.

Tiga temuan yang esensial adalah:
1. Hiperemi
2. eksudasi cairan
3. emigrasi leukosit

HIPEREMI
Hiperemi pada inflamasi berasosiasi dengan perubahan mikrovaskular yang terjadi sesuai tiga respon Lewis:merah, mengembang, WEAL.
Mekanisme:
1.Luka→kerusakan sel→mediator kimia→dilatasi vascular.
2.Luka→efek langsung pada buluh darah→ dilatasi vascular
3.Luka→reaksi syaraf (refleks akson) →dilatasi vascular

Hiperemi menjelaskan tanda peradangan rubor dan calor.

(semoga bermanfaat)

Ikterus hepatik dan posthepatik

Ikterus hepatik dan posthepatik

Kebanyakan dari penderita sakit kuning mengalami ikterus jenis ini. Sulit bagi kita untuk membedakan antara ikterus hepatik (parenkimal) dan posthepatik (obstruktif), hanya dengan mengandalkan gejala klinis belaka. Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi dan kolangiografi transhepatik mungkin dibutuhkan.

Etiologi
Penyebab dari ikterus hepatik antara lain: Hepatitis virus,Sirosis alkoholik, Sirosis bilier primer, Ikterus yang diinduksi oleh obat, Hepatitis alkoholik, Sindroma Dubin-Johnson, Sindroma Rotor. Sedangkan ikterus posthepatik biasanya berhubungan dengan sumbatan (obstruksi) saluran empedu. Obstruksi bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti batu empedu, karsinoma kaput pankreas, karsinoma ampula vateri.

Laboratorium
Ikterus obstruktif
Pada ikterus obstruktif (baik intra dan ekstrahepatik), biasanya terjadi peningkatan bilirubin terkonjugasi dalam darah. Mengapa hal ini bisa terjadi? Pengeluaran bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu tidak berlangsung dengan baik akibat sumbatan yang ada. Karena itu, bilirubin terkonjugasi akan kembali masuk ke dalam aliran darah.Karena bilirubin terkonjugasi bersifat larut dalam air, maka bilirubin ini akan diekskresikan melalui urin. Terjadi bilirubinuria dan akibatnya, urin akan berwarna gelap.Hal yang sebaliknya terjadi pada feses. Karena bilirubin terkonjugasi gagal diekskresikan ke dalam empedu secara baik, otomatis bilirubin yang masuk ke dalam usus pun boleh dikatakan sedikit sekali (ini tentu tergantung dari derajat obstruksinya). Akibatnya, terbentuklah feses berwarna pucat seperti dempul. Selain itu, urobilinogen tidak ditemukan dalam urin. Selain itu, dapat juga kita jumpai peningkatan kadar dari enzim fosfatase alkali, transaminase serum, kolesterol dan garam empedu. Peningkatan kadar garam empedu inilah yang menimbulkan sensasi gatal pada ikterus.

Ikterus parenkimal
Bagaimana dengan ikterus hepatik? Salah satu ciri yang cukup menonjol dari ikterus parenkimal adalah peningkatan dari kedua tipe bilirubin serum, baik bilirubin direk maupun indirek. Selain itu, umumnya urin dan feses berwarna normal.
Ikterus parenkimal umumnya disebabkan oleh penyakit hepatoseluler. Penyakit ini biasanya akan mengganggu semua fase metabolisme bilirubin. Itulah sebabnya mengapa terjadi peningkatan pada kedua tipe bilirubin. Walau demikian, karena fase ekskresi yang lebih banyak terganggu, maka peningkatan bilirubin direk terjadi lebih besar.

Tata laksana
Tata laksana penderita sangat tergantung pada berat ringannya hiperbilirubinemia yang terjadi, dan juga penyebab yang mendasarinya.
Yang penting diingat, kita harus mengetahui apakah sumbatan saluran empedu terletak di dalam hati (intrahepatik) ataukah di luar hati (ekstrahepatik). Pada kolestasis ekstrahepatik, terapi pembedahan mungkin perlu dilakukan untuk mengatasinya. Tapi bila pembedahan tersebut kita lakukan terhadap penderita kolestasis intrahepatik, mungkin hanya akan menambah penderitaan belaka.
(Semoga Bermanfaat)

Selasa, 29 Maret 2011

Uji Apung Pada Telur

Telur yang baru mempunyai kantung hawa yg relatif kecil sehingga akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam larutan air garam 10%, sedangkan makin lama umur telur daya angkat kantung hawa dalam telur makin besar dan telur akan melayang dan terakhir mengambang dipermukaan bila umur telur telah lama atau kantung hawa besar (>0,9 cm).

KEAMANAN HAYATI

KEAMANAN HAYATI
EMY KOESTANTI, drh., MKes
Keamanan hayati yang lebih populer dengan istilah 'biosafety'
Keamanan pangan adalah suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, fisik dan benda lain yang menggganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia
Foodborne disease lazim didefinisikan namun tidak akurat, serta dikenal dengan istilah keracunan makanan
Foodborne disease
Penyebab tersebut meliputi bakteri, parasit, virus, ganggang air tawar maupun air laut, racun mikrobial, dan toksin fauna, terutama marine fauna. Komplikasi, kadar, gejala dan waktu lamanya sakit juga sangat bervariasi tergantung penyebabnya.
Pengendalian Kontaminasi Pangan
Sanitasi Pangan
Keamanan Pangan
Sanitasi Lingkungan
PANGAN HARUS ASUH
AMAN dari ancaman bahaya : 1.Fisik(serpihan tulang,potongan kayu,pecahan kaca/kaleng,kerikil); 2.Kimia (residu antibiotika,pestisida,pewarna,bahan pengawet) 3. Biologis (kuman,jamur,dll)
SEHAT mengandung zat gizi
UTUH tidak bercampur bahan lain
HALAL Sesuai Syari’ah Islam
AMAN SEJAK DARI KANDANG SAMPAI DISAJIKAN
(Safe From Farm to the Table)

KANDANG Good Farming Practices

TRANSPOR Good Handling Practices

RPA/RPH Good Manufacturing Practices

PENGIRIMAN Good Distribution Practices

PENJUALAN Good Retailing Practices

MASAKAN Good Catering Practices
BAGAN ALIR DI RPH
FARM TRANSPOR ISTIRAHAT- PEMERIKSAAN ANTEMORTEM- PENYEMBELIHAN PELEPASAN KLT PENGELUARAN JEROHAN PEMBELAHAN KARKAS PEMERIKSAAN POST MORTEM PELAYUAN KARKAS DISTRIBUSI
PROSES PENYEMBELIHAN HALAL
(Berdasar Syari’ah Islam)
Hewan direbahkan pada sisi kiri (mengarah kiblat), dgn posisi kepala di selatan & ekor di utara.
Posisi penyembelih berada di timur hewan
Penyembelih muslim sehat jasmani/rohani
Pisau harus tajam agak panjang
Memutus tiga saluran :1. pembuluh darah 2. saluran makanan 3.saluran pernafasan
Sebelumnya harus membaca Basmallah(menyebut nama Allah)
Tidak mematahkan leher atau menguliti sebelum hewan benar-benar mati.
UNTUK KITA RENUNGKAN
Selezat apapun suatu makanan jika tidak aman tidak ada nilainya
Ingat, bahwa daging ikut mencerdaskan bangsa
Jika penanganan salah akan menimbulkan malapetaka
Hilangkan kebiasaan buruk “ket biyen yo ngene, yo gak ono opo-opo”
Masyarakat mengkonsumsi daging bukan sekedar mencari kenikmatan tapi juga kesehatan (gizi)
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2005
TENTANG
KEAMANAN HAYATI PRODUK REKAYASA GENETIK
Pasal 8 ayat (2) huruf b dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United NationsConvention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Keanekaragaman Hayati)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.
Keamanan lingkungan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya resiko yang merugikan keanekaragaman hayati sebagai akibat pemanfaatan produk rekayasa genetik
Keamanan pangan produk rekayasa genetik adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah kemungkinan timbulnya dampak yang merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, akibat proses produksi, penyiapan, penyimpanan, peredaran dan pemanfaatan pangan produk rekayasa genetik
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan da1am proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman
Pakan adalah bahan baku, bahan tambahan, dan bahan imbuhan atau campurannya yang berasal dari sumber hayati, mineral dan air, baik diolah maupun tidak diolah yang digunakan sebagai pakan hewan dan/atau pakan ikan.
Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang selanjutnya disingkat KKH, adalah komisi yang mempunyai tugas memberi rekomendasi kepada Menteri, Menteri berwenang dan Kepala LPND berwenang dalam menyusun dan menetapkan kebijakan serta menerbitkan sertifikat keamanan hayati PRG
Balai Kliring Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang selanjumya disingkat BKKH, adalah perangkat KKH yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antara KKH dengan pemangku kepentingan.
Materi Perkuliahan PPDH Gel XV FKH-Unair 2010

PROFESIONALISME DALAM LAYANAN VETERINER

Kepemilikan hewan oleh manusia didasarkan pada beberapa hal:

Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi)
Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan hobby/ hewan kesayangan/companion animal)
Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara (pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).
Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi)
Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran /pengetahuan lainnya (hewan laboratorium ).

Layanan Keahlian Profesi Veteriner berkembang dari kepentingan manusia sehingga keahlian dokter hewan berdasarkan spesies hewan dan keilmuan
Menangani hewan pangan/farm animal
Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus
Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.
Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi
Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu pengetahuan lainnya.
Keahlian Keilmuan

Dalam bidang praktisi terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies individu antara lain :
Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner, .

Dalam bidang non praktisi antara lain :
Ahli Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.

PEKERJAAN PROFESIONAL DOKTER HEWAN
Pekerjaan Dokter Hewan yang berkaitan langsung dengan hewan dan penyakitnya (veteriner) meliputi :
Tindakan medik (promotif, preventif, kuratif , rehabilitatif)
Tindakan dengan tujuan security (menjamin keamanan dari bibit penyakit)
Tindakan dengan tujuan safety (menghindari resiko adanya gangguan kesehatan pada manusia)
Pekerjaan ini mensyaratkan adanya sertifikasi kompetensi dan lisensi dan merupakan keahlian dengan kewenangan medik veteriner.

KATEGORI LAYANAN MEDVET PRAKTISI MENURUT PDHI
Dokter Hewan Mandiri
Dokter Hewan Praktek Bersama
Klinik Hewan
Rumah Sakit Hewan
Catatan :
Dokter hewan pada 4 kategori di atas dapat melakukan layanan house call (kunjungan rumah) karena memiliki status yang legal melalui perizinan yang direkomendasi oleh organisasi profesi.

DOKTER HEWAN MANDIRI
Adalah suatu usaha yanmedvet yang dikelola oleh satu dokter hewan yang mempertanggung jawabkan semua tindakannya secara individual. Dokter hewan tersebut harus memiliki home base berupa tempat administrasi, konsultasi dan ruang periksa/tindakan.

DOKTER HEWAN PRAKTEK BERSAMA
Adalah suatu usaha yanmedvet yang dijalankan oleh lebih dari 1 orang dokter hewan serta dipimpin oleh seorang dokter hewan penanggung jawab.

KLINIK HEWAN/KLINIK VETERINER
Adalah suatu usaha yanmedvet yang dijalankan oleh suatu manajemen dan mempunyai 1 orang dokter hewan penanggung jawab. Klinik tersebut diwajibkan memiliki ruang rawat inap minimum untuk 20 ekor hewan sakit serta laboratorium ataupun laboratorium rujukan.

RUMAH SAKIT HEWAN
Adalah suatu usaha yanmedvet dengan fasilitas rawat inap, ruang isolasi (rawat inap penyakit menular) dan unit gawat darurat. RSH dijalankan oleh suatu manajemen serta mempunyai 1 dokter hewan penanggung jawab.

UNIT - UNIT YANG PERLU ADA DALAM SEBUAH PUSAT YANMEDVET
MEDIK UTAMA
Unit Poliklinik dan Emergency
Unit Rawat Inap
Unit Bedah
Unit Laboratorium
Unit Nutrisi
Unit X-Ray

PENDUKUNG MEDIK
Sub Unit Tindakan (treatment room)
Sub Unit Dentistry
Sub Unit Mandi Sehat dan Mandi Obat
Sub Unit House Call
Sub Unit Farmasi

PENDUKUNG NON MEDIK
Unit Administrasi (FO dan Keuangan)
Unit Logistik
Unit Kubur dan Kremasi

PERSONALIA YANMEDVET
I. MEDIS
Tim Medis Utama (Dokter)
Tim Paramedis (D3 Teknisi Veteriner)
Paramedis umum
Paramedis bedah
Paramedis nutrisi
Tim Laboran
Tim Perawat Kandang dan Ruang Rawat (Kennel Boys)

II. NON MEDIS
Petugas Front Office/Reception
Petugas ketatausahaan
Petugas Logistik
Petugas Kebersihan
Petugas Keamanan
Petugas Teknik (listrik, pompa air dll)
Petugas Kebun dan Kubur

MANAJEMEN DI LINGKUNGAN YANMEDVET
Setiap staf dan karyawan memiliki tata kerja (Tupoksi) yang jelas
Kenyamanan dan harmonisasi kerja harus mengacu kepada suatu pedoman peraturan pokok karyawan (sesuai UU Naker).
Hirarki atau jenjang kewenangan manajemen harus jelas dan tegas untuk pengawasan kerja.
Adanya Tatatertib dan pedoman perilaku yang khas layanan medik (beretika medik).
Adanya SOP/POB pada setiap unit kerja khususnya unit – unit medik untuk menjamin tidak terjadinya kelalaian kerja yang merugikan klien.
Setiap kebijakan medik merupakan kesepakatan tim dokter sebelum diberlakukan di lingkungan yanmedvet

POSISI HEWAN KESAYANGAN/HOBI SEBAGAI MILIK MANUSIA
Hewan kesayangan/hobi dimiliki oleh seorang manusia dapat karena 2 alasan yaitu :
Memberikan kenikmatan batin (karena rasa sayang)
Memberikan keuntungan materi (nilai ekonomi)
Tetapi status hewan sebagai “hak milik” meletakkan posisi hewan sebagai kepemilikan atas “benda”. Dalam hubungannya dengan dokter hewan, hewan merupakan obyek bisnis/benda bisnis.
Posisi Dokter Hewan yang diminta “berbuat sesuatu” atau diminta “mengurus” benda milik orang lain, akan melekatkan tuntutan ganti rugi bilamana terjadi “salah urus” atau “salah berbuat”

MENGAPA MANAJEMEN PADA PUSAT PELAYANAN KESEHATAN HEWAN HARUS PROFESIONAL ?
Kondisi – Kondisi yang Dihadapi adalah :
Hewannya → sebagai benda bisnis
Tidak bisa bicara menyampaikan keluhan
Sakit dengan gejala klinis yang belum tampak
Symptom penyakit luput dari penglihatan pemilik
Pembawa hewan ke dokter hewan
Bukan yang mengurus sehari – hari
Yang tidak suka tetapi terpaksa karena perintah atasan/bossnya
Sukarelawan yang hanya berdasarkan kemanusiaan
Belum pasti dengan kesadaran membayar jasa dokter hewan

3. Pemilik Hewan
Memiliki dengan alasan yang bermacam – macam, misalnya :
Diberi
Adopsi
Memungut
Diperjual - belikan
Kurang Berpendidikan
Persepsi/Pengertian mengenai bagaimana mengurus hewan yang bermacam – macam
Personality yang macam – macam, misalnya
Histerical
Emosional
Curang, dan lain - lain

LANGKAH – LANGKAH PROTEKSI DIRI MENGHADAPI COMPLAIN KLIEN
Sebagai penjual jasa layanan medved kepada masyarakat, dokter hewan harus :
Menetapkan jenis pelayanan (spesies, lingkup layanan dll) yang anda kuasai dengan baik serta argumentasi ilmiahnya yang dapat dipertanggung-jawabkan secara hukum. Berarti kelengkapan sarananya harus menunjang sesuai kategori layanan
Persiapkan berbagai tips bagi pemilik hewan, terutama yang bersifat preventif medicine serta persiapkan penjelasan kondisi-kondisi apa yang dapat menggagalkan langkah-langkah preventif ini.

Kuasailah cara hidup dan karakter-karakter khas dari jenis-jenis hewan yang anda hadapi agar tidak malu. Ikuti perkembangan profesi veteriner yang up to date dan yang di dalam negeri (jangan masa bodoh)
Bila menerima Rawat Inap, persiapkan argumentasi yang jujur dan terbuka mengenai mengapa harus di rawat inap (bedakan penitipan dan opname)
Mantapkan SOP untuk memperoleh diagnosa yang benar.

UNTUK ADMINISTRASI PRAKTEK (PENTING DALAM PENYELESAIAN PERSENGKETAAN)
Harus memiliki form tetap untuk data pemilik dan hewan
Sebelum melakukan transaksi terapeutik, harus ada persetujuan tertulis dan bila ada perkembangan baru, tetap harus meminta persetujuan pemilik hewan (informed consent).
Sebelum ada transaksi uang, perlu adanya kesepakatan tertulis mengenai biaya dan aturan pembayaran
Siapkan secara tertulis semua aturan main di klinik anda dengan jelas dan tegas, mis.Jam buka, jam istirahat, pengertian emergency, jam kunjung resmi, dll.
Mampu membuat berbagai surat keterangan dokter sesuai keperluan.

SURAT KETERANGAN DOKTER
Merupakan satu kewenangan dari profesi medis yang sering kali disyaratkan dalam lalu lintas hewan antar negara/wilayah baik untuk perdagangan maupun sebagai milik pribadi.
Surat keterangan terdiri dari 2 macam :
a). Berkenaan dengan status kesehatan hewan hidup (kewenangan medik veteriner)
b). Berupa surat mengizinkan berlalu lintas oleh Otoritas Veteriner berdasarkan surat keterangan dokter.

JENIS – JENIS SURAT KETERANGAN YANG DIKELUARKAN DOKTER HEWAN
Surat keterangan kesehatan
Surat keterangan kematian
Surat keterangan kelahiran
Surat keterangan kecacatan
Surat merujuk kasus kepada dokter lain.

FORMAT SURAT KETERANGAN KESEHATAN
Harus berisi :
Signalement hewan
Keterangan pemilik (nama, alamat dsb)
Isi yang menerangkan keadaan kesehatan hewan sewaktu pemeriksaan fisik, vaksinasi yang telah diberikan.
Keterangan tambahan lainnya yang dipandang penting diinformasikan dalam perjalanan.
Ditandatangani dan nama jelas dokter pemeriksa yang mencantumkan nomor izin praktek yang masih berlaku.
Jenis – Jenis Surat Persetujuan Tindakan Medik = Informed Consent (Kasus Bedah Dan Rawat Inap) Yang Merupakan Kesepakatan Antara Klien Dengan Dokter Hewan
Format/berisi :
Pernyataan menguasakan dan persetujuan untuk tindakan pada hewan oleh pemilik kepada dokter.
Pernyataan mengerti penjelasan penyakit oleh dokter dan mengerti tidak ada jaminan kesembuhan.
Pernyataan kesediaan membayar penuh jasa medik untuk tindakan dan komplikasi yang tidak diperkirakan sebelumnya dengan segala resiko.
Keterangan kasus dan informasi tindakan berkenaan penyakit juga dicantumkan.

FORMULIR PERNYATAAN
IZIN UNTUK PENGOBATAN RAWAT INAP
Dengan ini saya memberikan kuasa sepenuhnya dan langsung kepada dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Jakarta untuk melaksanakan prosedur yang telah dijelaskan kepada saya dan diagnosa yang diperlukan untuk pengobatan yang disarankan atau dianggap perlu untuk hewan saya.
Prosedur yang sebenarnya telah diterangkan kepada saya dan tidak ada jaminan yang diberikan untuk hasil atau kesembuhannya. Saya mengerti bahwa prosedur tersebut mengandung resiko.
Saya setuju membayar penuh untuk jasa yang telah diberikan, termasuk yang dianggap perlu untuk pengobatan atau komplikasi yang tidak diperkirakan sebelumnya. Prakiraan pembiayaan yang terlampir hanyalah sekedar perkiraan, dan pembayaran sebenarnya pada akhir perawatan mungkin lebih atau bahkan kurang dari jumlah ini.
SEMUA PEMBAYARAN HARUS LUNAS SEBELUM HEWAN PULANG
Semua hewan yang tidak diambil dalam waktu 10 hari setelah pemilik atau mereka yang diberi kuasa oleh pemilik telah dikabarkan oleh pihak Rumah Sakit Hewan Jakarta, maka Rumah Sakit Hewan Jakarta mempunyai kekuasaan untuk mengatur status kepemilikan baru atau mengurus hewan tersebut selanjutnya.

Tanda Tanga Pemilik

………………………….
Waktu…………………….. Tanggal………………..

Diterima oleh Drh………………………

INFORMASI UNTUK KASUS BEDAH (Diisi oleh dokter)
Tindakan bedah yang diinginkan :………………………..
Anasthesi yang digunakan :………………………………
Pengobatan yang diberikan : …………………………….
Alergi makanan/obat :……………………………………..
Kapan terakhir makan :……………..minum:…………….
Apakah anda ingin kami memakaikan Elizabeth Collar untuk melindungi jahitan dari gigitan hewan anda? ……

Diterima oleh Drh………………..
FORMULIR UNTUK HEWAN PULANG ATAS PERMINTAAN PEMILIK
Dokter hewan yang sudah menjelaskan pada saya kondisi hewan saya dan menyarankan untuk dirawat inap. Saya benar – benar menaruh perhatian pada kondisi hewan saya, walaupun demikian saya tidak menginginkan hewan saya dirawat dan saya akan bertanggung jawab bila terjadi sesuatu hal pada hewan saya setelah meninggalkan Rumah Sakit.
Tanda Tangan (Pemilik) :………………………………………
Nama (Pemilik) :………………………………………
Tanggal : ………………………………………
Nama (Hewan) :..……………………………………..
Ras/Sex/Umur :………………………………………
Dokter hewan :……………………………………..
INFORMASI UNTUK PASIEN YANG AKAN KELUAR
Hewan :___________________________Pemilik :____________________________
Diagnosa : ___________________________________________________________
Prosedur Operasi/Medis:________________________________________________
____________________________________________________________________
PETUJUK UNTUK PEMILIK
Diet :__________________Normal :________________Spesial :________________
Latihan:_______________Tidak ada:_______________Dibatasi:________________
Tidak dibatasi:________________________________________________________
Pengobatan :_________________________Tidak ada :_______________________
____________________________________________________________________

Pemeriksaan/Kontrol Berikutnya :
___________Kembali ke Rumah Sakit Jakarta dalam _______________hari/minggu
Untuk buka jahitan_________________Pemeriksaan Lab_____________________
___________________Tidak diperlukan pemeriksaan kembali.

Instruksi Tambahan : __________________________________________________
___________________________________________________________________

Tanda Tangan :______________________

Dokter Jasa
Tanggal : ______________________


(Sumber : Kuliah PPDH gel XV Unair oleh : Drh.Wiwiek Badja PB PDHI)

PRINSIP – PRINSIP ETIKA PROFESI DOKTER HEWAN (PROFESI VETERINER)

PRINSIP – PRINSIP ETIKA PROFESI DOKTER HEWAN (PROFESI VETERINER)
Oleh :
Drh. Wiwiek Bagja (PB PDHI)

Mengenal Kedokteran Hewan (Veterinary Medicine/Medik Veteriner)
Tuhan menciptakan ekosistem yang terdiri dari manusia, flora, fauna, dan lingkungan. Dalam menempuh kehidupan, makhluk hidup tunduk pada hukum alam, yaitu saling ketergantungan (inter-dependency) dan saling keterkaitan (interrelationship). Kewajiban manusia sebagai makhluk Tuhan terhadap alam, yaitu mengamankan, mengembangkan dan memanfaatkan untuk kemaslahatan seluruh kehidupan.
Kedokteran Hewan merupakan bidang ilmu yang hampir sama tuanya dengan kedokteran manusia. Pada awalnya ia merupakan pengembangan dari ilmu kedokteran yang memerlukan perbandingan (comparative medicine) serta memerlukan hewan coba untuk menemukan penyembuhan penyakit manusia. Profesi ini selanjutnya dikenal sebagai profesi Veteriner .

VETERINER adalah istilah di kamus bahasa Indonesia yang diartikan sebagai bidang/profesi kedokteran hewan.Dalam bahasa Inggris PROFESI VETERINER disebut sebagai VETERINARY PROFESSION.

FAKULTAS KEDOKTERAN dalam bahasa Inggris adalah FACULTY OF MEDICINE
Sedangkan FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN adalah FACULTY OF VETERINARY MEDICINE. VETERINER didefinisikan sebagai segala urusan yang berkaitan dengan
HEWAN dan PENYAKIT – PENYAKITNYA.


Secara legal formal :
PENYAKIT ditanggulangi dengan ilmu Kedokteran
Penyakit manusia oleh : Dokter Manusia
Penyakit Hewan oleh : Dokter Hewan



Hewan penting bagi kehidupan manusia dan ada 5 fakultas
Bagaimana kedudukan hewan bagi manusia terlihat dari adanya ilmu –ilmu yang khusus mempelajari dan memanfaatkan HEWAN yaitu :
Ilmu Biologi (Fakultas Biologi)
Ilmu Peternakan (Fakultas Peternakan)
Ilmu Kehutanan – Satwa Liar (Fakultas Kehutanan)
Ilmu Perikanan/Kelautan – Satwa Aquatik (Fakultas Perikanan)
Ilmu Kedokteran Hewan (Fakultas Kedokteran Hewan)

Ilmu-ilmu yang dipelajari tentang HEWAN pada 5 fakultas tersebut di atas, yaitu :
Fakultas Biologi mendalami flora dan fauna sebagai hidupan
Fakultas Peternakan mendalami hewan pangan dan hewan produksi
Fakultas Kehutanan mendalami soal hutan dan koleksi satwa liarnya
Fakultas Perikanan mendalami hewan aquatik pangan dan non pangan
Fakultas Kedokteran Hewan mendalami hewan-hewan dan penyakit-penyakitnya termasuk yang dapat mengganggu kesehatan manusia

Sebagai dokter hewan, bilamana mendalami ilmu 1 s/d 4 (tanpa pendidikan di fakultas bersangkutan) masih terbuka kewenangannya untuk menerapkan ilmu-ilmu tersebut dalam kehewanan. Tetapi lulusan dari fakultas 1 s/d 4, tidak bisa dengan otomatis menjadi dokter hewan, kecuali bersekolah dulu ke FKH karena merupakan profesi/keahlian khusus.


KEDUDUKAN ILMU KEDOKTERAN (PROFESI MEDIS)
Penyembuhan penyakit pada manusia dan hewan pada zaman dahulu dilakukan oleh dukun, orang pintar, ahli obat dan lain-lain yang tidak melalui pendidikan formal (sekolah khusus) melainkan turun-temurun atau dipelajari dari orang ke orang.
Sejak berdirinya sekolah kedokteran tertua di dunia oleh Hippocrates (di Yunani) maka lulusannya disebut sebagai “profesi penyembuh” atau “the healing profession”.
Sejak masa itu “the healing profession” adalah mereka yang lulus dari sekolah kedokteran dan melakukan tindakan kedokteran sesuai kaidah-kaidah baku ilmu kedokteran.

PROFESI VETERINER = PROFESI MEDIS
Profesi Veteriner merupakan profesi yang sangat tua di dunia yang muncul sebagai pengembangan dari Profesi Kedokteran di zaman Yunani Kuno pada 460-367 Sebelum Masehi(SM) oleh Bapak Kedokteran di dunia yaitu Hippocrates.
Metode kedokteran dan dasar-dasar filosofi kedokteran yang dikembangkan oleh Hippokrates sangat dipahami dan dihayati oleh seorang ilmuwan bernama Aristoteles (lahir 384 SM) yang menerapkannya pada penanganan penyakit-penyakit hewan.

Sejarah Kata Veteriner
Versi 1 :
Di zaman Romawi Kuno dikenal bangsa Etruscans yang sangat menyukai kuda dan sapi. Hal ini tampak dari gambar-gambar yang merupakan peninggalan kuno. Hewan pada masa itu mempunyai nilai sakral ataupun nilai martabat dan pada ritual-ritual khusus digunakan sebagai hewan kurban .
Setiap keberhasilan atau kemenangan,dilakukan perayaan dengan hewan kurban yang diberi nama-nama khusus.

Kumpulan beberapa hewan kurban yang terdiri dari kombinasi beberapa jenis hewan antara lain babi (sus) ,biri-biri (ovis) , sapi jantan (bull) disebut “souvetaurilia” .Sedangkan orang-orang yang mengurus hewan-hewan sakral yang akan dijadikan kurban tadi disebut “sou-vetaurinarii” yang kemudian diyakini sebagai lahirnya istilah “veterinarius”

Versi 2 :
Kemungkinan dari terminology lain yaitu masih di masa Romawi,dikenal hewan beban sebagai “veterina” dan suatu kamp penyimpanan hewan-hewan tersebut disebut “veterinarium”. Term “veterinarii” juga digunakan pada dukumen kuno sebagai “orang yang memiliki kekebalan khusus” karena memiliki “kompetensi khusus”.

Versi 3 :
Dari berbagai literature lain yang juga membahas istilah “Veterinarius“ diartikan sebagai orang-orang yang mengurus hewan beban/hewan pekerja.
Ada pula orang-orang ahli memasang ladam besi bagi hewan-hewan beban yang dikenal sebagai Ferrarius (Ferrum=besi). Karena terampil menangani kaki-kaki hewan, ada masa dimana para Ferrarius melakukan praktek mengobati hewan sakit.

Dalam jurnal American Veterinary Medical Association 1972, diuraikan sejarah bagaimana para “ilmuwan kedokteran” jaman dahulu memerlukan hewan coba untuk pengembangan ilmu kedokteran manusia,namun mereka memerlukan veterinarius untuk menangani hewan-hewan tersebut dan bukan Ferrarius.
Untuk itu ternyata diperlukan veterinarius yang berpendidikan agar memahami apa yang diperlukan. Kemudian timbulah gelar-gelar Ph.D(Doctor of Philosophy) yang merupakan awal dari para Veterinarius menjadi “medical doctor” atau “Doctor of Veterinary Medicine”.
Mythos dan legenda medis
Profesi kesehatan di zaman dahulu kala dimanapun, berakar dari Mythologi dan hal-hal gaib (magic). Di zaman Yunani kuno, cerita tentang dewa-dewa penyakit dan penyembuh antara lain Apollo, Chiron(digambarkan sebagai manusia berbadan kuda= centaur) dan murid-muridnya antara lain yang terkenal adalah Asklepios (latin:Aesculapius) seorang manusia biasa yang berkemampuan menyembuhkan penyakit manusia dan hewan.
Simbol dari Aesculapius adalah Ular (As) dan Melingkar (klepios) di batang pohon dimana ular tidak beracun ini merupakan lambang sacral cara penyembuhan zaman kuno. Symbol kedokteran kemudian mengambil dari symbol Aesculapius , sedangkan profesi kedokteran hewan (veteriner) ada yang mengambil Centaur atau Aesculapius


LAMBANG PROFESI VETERINER
Lambang profesi dokter hewan umumnya mencantumkan :
Huruf “V” Datang dari kata “veterinarius”
Bersamaan dengan lambang kedokteran (ular melingkari tongkat) .
Menggunakan centaur (manusia berbadan kuda sesuai mitos Yunani kuno)


Perilaku Profesi Medik
Sumpah Hippocrates menjadi inti dari sumpah-sumpah Kedokteran dan Tenaga Medis yang dikenal dengan :
“primum non nocere ”atau
“ di atas segalanya,jangan mencelakakan”
(above all ,do no harm)
Sumpah Hippokrates selanjutnya merupakan pedoman dalam nilai-nilai dan norma-norma perilaku para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang melakukan layanan kesehatan pada manusia dan hewan.

Ciri profesi medik lainnya adalah : Memiliki Kode Etik Profesi, Layanan profesinya melalui perizinan yang berkaitan dengan jaminan kompetensi.

CIRI – CIRI PEKERJAAN PROFESI
Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional
Pekerjaaannya berlandaskan etik profesi.
Mengutamakan panggilan kemanusiaan dari pada keuntungan
Pekerjaannya legal melalui perizinan
Anggota – anggotanya belajar sepanjang hayat.
Anggota – anggotanya bergabung dalam sebuah organisasi profesi.
Acuan Internasional dan Organisasi Internasional Bidang Veteriner
Untuk memudahkan pemahaman tentang kedokteran hewan / profesi veteriner, dapat diperbandingkan dengan kedokteran manusia sebagai berikut :
SIAPA YANG MENGGUNAKAN DOKTER HEWAN?
Pengguna jasa dokter hewan adalah pemilik hewan dimana kepemilikan hewan oleh manusia didasarkan pada beberapa hal:
Karena memiliki nilai ekonomi/ profit (hewan pangan/hewan produksi)
Karena nilai psikologis dan empati bagi pemilik perorangan (hewan hobby/ hewan kesayangan/companion animal)
Karena mempunyai fungsi pendukung khusus bagi negara (pengamanan dan penertiban) misalnya anjing pelacak dan kuda penertib dikeramaian (hewan pekerja milik negara).
Karena memiliki status khusus berdasarkan kesepakatan internasional sehingga merupakan satwa dilindungi (hewan/satwa konservasi)
Karena diperlukan untuk kemajuan penelitian ilmu kedokteran /pengetahuan lainnya (hewan laboratorium ).

LAYANAN DOKTER HEWAN SEBAGAI BERIKUT :
Menangani hewan pangan/farm animal
Menangani hewan hobby/kesayangan/kepentingan khusus
Menangani hewan liar/satwa liar termasuk untuk konservasi.
Menangani hewan aquatik/air untuk pangan dan konservasi
Menangani hewan laboratorium untuk ilmu kedokteran manusia dan ilmu pengetahuan lainnya.
II. Berdasarkan Keahlian Keilmuan
Dalam bidang praktisi medik veteriner terbagi atas praktisi hewan ternak dan praktisi spesies individu antara lain :
Ahli Bedah, Ahli Mata, Ahli Reproduksi, Ahli Penyakit Dalam, Ahli Dermatologi, Ahli Pathologi Klinik, Ahli Nutrisi Klinik, Ahli Akupunktur Veteriner, .

Dalam bidang veteriner/konsultan antara lain :
Ahli Epidemiologi, Ahli Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ahli Kesehatan Daging, Ahli Kesehatan Susu, Ahli Mikrobiologi, Ahli Virologi.
Kompetensi Layanan Medis Veteriner Terhadap Hewan
Terdiri atas 2 kategori :
Layanan medik untuk hewan secara kelompok (herd health), hal ini umumnya di peternakan-peternakan dan oleh dinas-dinas pemerintah/puskeswan-puskeswan.
Layanan medik untuk hewan secara individual (individual health), hal ini umumnya pada praktisi hewan kecil, di kebun binatang dan hewan hobi.

Lapangan pekerjaan dokter hewan dapat menjadi PNS atau Swasta
Tetapi menurut OIE ada 33 bidang kerja dokter hewan di 110 negara :

Tantangan Global Profesi Dokter Hewan
Sebagai anggota WTO, dokter hewan Indonesia harus mempersiapkan konsekuensi perjanjian SPS yaitu:

Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan di dalam wilayah setiap negara anggota dan resiko yang ditimbulkan dari masuk atau berkembangnya atau menyebarnya hama, penyakit, organisme pembawa penyakit atau organisme penyebar penyakit.
Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko yang ditimbulkan oleh bahan tambahan (additives), kontaminan, toksin atau organisme penyebab penyakit dalam makanan, minuman dan pakan (food bone diseases).
Melindungi kehidupan dan kesehatan manusia dari resiko timbulnya penyakit yang terbawa oleh hewan, atau produknya atau dari masuknya, berkembangnya, menyebarnya penyakit sampar (Pest)
Mencegah atau membatasi kerusakan lingkungan atau lainnya dari masuknya, berkembangnya atau menyebarnya hama penyakit (Pest)
ORGANISASI PROFESI DOKTER HEWAN DI INDONESIA

Organisasi profesi dokter hewan Indonesia adalah
PERHIMPUNAN DOKTER HEWAN INDONESIA (PDHI) atau
INDONESIAN VETERINARY MEDICAL ASSOCIATION (IVMA)



Didefinisikan sebuah organisasi Penentu Status Veteriner (Veterinary Statutory Body=VSB) yaitu suatu organisasi/badan yang berkewenangan otonom untuk melakukan pengaturan status keprofesian para dokter hewan dan para-profesional veteriner yang bersifat legal formal di dalam suatu negara (VSB diberbagai negara maju adalah organisasi profesi dokter hewan)
APA FUNGSI DAN PERAN DARI ORGANISASI PROFESI ?
Organisasi Profesi merupakan organisasi nasional yang mewakili dan melayani kepentingan profesi veteriner/dokter hewan di negaranya.


Organisasi profesi harus memiliki komitmen untuk mengupayakan pencapaian terbaik (excellence) dari profesinya dan untuk pelestarian hewan dan kelestarian ekosistem (manusia, hewan,tumbuhan,lengkungan).


Organisasi profesi wajib melakukan pencerahan publik (public awareness ) tentang manfaat dan pentingnya hewan dan dokter hewan bagi masyarakat bangsa dan negara.

ORGANISASI SEKEAHLIAN DI BAWAH PDHI (ORGANISASI NON TERITORIAL/ONT)
Ikatan Dokter Hewan Sapi Perah Indonesia
Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Hewan Eksotik Indonesia
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia
Asosiasi Kesmavet Indonesia
Asosiasi Pathologi Veteriner Indonesia
Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Laboratorium Indonesia
Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia
Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Kuda Indonesia (dalam proses)

Contoh Organisasi Spesialis di bawah Organisasi Profesi Dokter Hewan di Inggris

ORGANISASI SPESIALIS BIDANG VETERINER TINGKAT DUNIA
ORGANISASI MAHASISWA KEDOKTERAN HEWAN DUNIA


PENGATURAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KODE ETIK
Kode Etik Dokter Hewan akan mengatur Etika dalam hal :
Bagaimana berkomitmen terhadap profesi melalui citra diri yang bermartabat dan kompeten.
Bagaimana berkomitmen dalam menangani dan memperlakukan hewan (menegakkan kesejahteraan hewan / animal welfare).
Bagaimana membina hubungan keprofesian veteriner dengan sesama dokter hewan / sejawatnya.

Kode Etik Dokter Hewan Indonesia yang disahkan tahun 1994 walaupun belum sempurna (perlu revisi) namun telah mengatur tiga hal tersebut di atas.
TINDAKAN ETIKAL OLEH PROFESIONAL MEDIK VETERINER
Ada 4 bidang khas keilmuan profesi Medik yang harus dijunjung tinggi dan tidak secara sembarangan dialihkan tanggung jawab kewenangan dan penerapannya yaitu :
Bidang ilmu-ilmu Klinik.
Bidang Farmakologi Veteriner/Obat-obatan.
Bidang Pathologi.
Bidang Reproduksi.

Dalam pelaksanaan praktek,maka merupakan kombinasi dari 4 bidang ini. Sedangkan bidang lainnya merupakan ilmu-ilmu dasar dan ilmu penunjang yang berkembang melalui penelitian dan pengembangan teknologi.
ACUAN DASAR TINDAKAN PROFESIONAL MEDIK VETERINER (Guide to Professional Conduct)
Setiap Dokter Hewan perlu menyadari bahwa sebagai profesi yang berkeahlian khusus dan berkewenangan medis, bilamana di dalam negaranya belum diatur dengan kekuatan Undang-Undang, namun tetap harus tunduk kepada rambu-rambu Internasional profesi yang sama. Oleh karenanya setiap organisasi profesi sebagaimana PDHI wajib menerbitkan pedoman ini yang juga kemudian juga wajib dipatuhi oleh anggotanya.
RAMBU-RAMBU ETIK DALAM TINDAKAN PROFESIONAL MEDVET
Berkenaan memperlakukan hewan (tanggung jawab Kesrawan).
Berhubungan dengan pekerjaan profesinya.
Berkenaan dengan mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat.
Dalam periklanan layanan profesi medvet.
Berkenaan pengobatan (terapeutika), penggunaan obat-obatan, penjualan obat-obatan maupun alat kesehatan.
Dalam berbagai jenis Layanan Praktisi MedVet .
Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner.
Keberadaan Badan/Majelis yang memiliki mekanisme dalam penyelesaian adanya masalah hukum dan etik.
1. Praktek klinik dan konsultan klinik.

Dokter hewan di klinik berkewajiban untuk memberikan layanan yang up to date (terkini), pengobatan yang terampil terhadap pasien dan layanan yang efisien. Diperlukan adanya standard untuk tempat, peralatan, fasilitas dan SDM.
Tampilan dokter hewan yang memberikan konsultasi harus memberikan kesan yang profesional yang terlihat dari kemampuan yang harus di standard, meliputi kemampuan bicara, kemampuan menjelaskan, perilaku dalam pelayanan dan kepakaran yang memberi nilai positif kepada reputasi profesi.
Pemilik hewan mempunyai hak untuk meminta konsultasi dokter hewan yang dia pilih akan tetapi dokter hewan tidak berkewajiban untuk menerima klien pada keadaan yang dapat menjelaskan dasar penolakan.

2.Dokter hewan dalam layanan publik (PNS)
Dokter hewan PNS mempunyai kewajiban – kewajiban kepada negara dengan pedoman – pedoman kerja sesuai aturan pemerintah dan adanya aturan hukum yang memayungi pekerjaannya.
Para dokter hewan ini dapat mempunyai kewenangan – kewenangan dan tanggung jawab yang harus dipahami dan dihargai oleh umumnya para dokter hewan.
Hubungan antara dokter hewan PNS layanan publik dan dokter hewan lain selaku sesama profesi haruslah berdasarkan kesejawatan profesi yang harmonis. Dalam hal ini harus saling menginformasikan demi kepentingan keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Dalam melakukan layanan publik Drh PNS harus memiliki kompetensi yang terakreditasi, tersertifikasi dan tunduk kepada rambu – rambu profesi veteriner

3. Dokter hewan yang bekerja dalam industri atau bidang komersil.
Dokter hewan yang dipekerjakan atau menjadi karyawan diharuskan setia kepada perusahaan / atasannya. Namun demikian mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standard etik dan kewajiban–kewajiban profesi untuk melawan setiap upaya yang meremehkan standard profesi yang ada demi kepentingan perusahaan / komersial.
Dokter hewan bisa terpojok menjadi kambing hitam dalam permasalahan, oleh karenanya dokter hewan berkewajiban menginformasikan dan menyarankan informasi teknis yang terbaik kepada atasannya.


4. Dokter hewan di dunia pendidikan.
Dokter hewan pendidik mempunyai kewajiban khusus untuk memastikan baik dengan mengarahkan maupun mencontohkan standard– standard tertinggi yang etikal dalam memper-kenalkan dan mempertahankannya diseluruh aspek kegiatan profesi.


5. Dokter hewan dalam penelitian
Diseluruh bidang riset yang melibatkan hewan, setiap dokter hewan yang terlibat harus berinisiatif untuk memastikan standard etik dan teknis yang tertinggi. Dokter hewan yang melakukan bedah percobaan atau menyiapkan hewan coba harus memastikan memiliki keterampilan bedah dan kompetensi yang memadai serta memenuhi persyaratan hewan coba yang distandardkan.



(sumber : kuliah PPDH Gel XV unair )