Paus sepanjang 13 meter ditemukan terdampar di Pantai Jambu, Kecamatan Pajo, Dompu, kemarin (15/7). Sehari sebelumnya, mamalia laut itu berputar-putar di Pantai Jala, Kecamatan Hu’u, Dompu. Karena itu, seharian tersebut warga Jala menunggu paus tersebut terdampar di sana. Ternyata, hewan raksasa itu malah terdampar di Pantai Jambu.
”Malamnya ikan (red: banyak masyarakat yang masih menganggap paus sebagai ikan, padahal seharusnya mamalia) itu menyembur-nyemburkan air setinggi beberapa meter. Kami sempat ketakutan juga,” ujar Sukri, salah seorang nelayan di Pantai Jambu, kemarin.
Paginya, menurut Ilham, nelayan lain, paus tersebut sudah terdampar di pinggir pantai, mati. Mendengar itu, warga berbondong-bondong ke lokasi. Mereka membawa parang, kapak, pisau, dan benda tajam lain untuk mengambil daging paus itu. ”Daging paus ini diambil ratusan warga sejak pagi hingga sore. Tapi, baru sebagian kecil saja yang berkurang,” kata Sulaiman, warga Hu’u.
Nelayan dan warga lain mengatakan gembira ada paus terdampar di desa mereka. Sebab, saat ini warga sedang kesulitan mendapatkan ikan gara-gara angin dan gelombang tidak bersahabat. ”Untung ada paus ini,” kata Maryam, warga Jala, sambil menenteng daging ikan dengan ember.
Bupati Dompu H Syaifurrahman Salman SE MSi dan rombongan yang kebetulan berkunjung ke Kecamatan Hu’u menyempatkan diri melihat langsung. Kapolres Dompu AKBP Kumbul KS SIK bersama rombongan bahkan sengaja datang ke lokasi hanya untuk menyaksikan paus tersebut.
Petugas perikanan setempat menyatakan kemungkinan paus itu terhempas karena gelombang besar dan tidak mampu kembali ke pantai. Paus tersebut berbobot sekitar 20 ton. Sayang, tidak dijelaskan jenis paus tersebut.
Pemahaman masyarakat terhadap mamalia ini cenderung masih kurang. Beberapa lembaga sebenarnya telah mengeluarkan panduan tanggap terhadap kejadian terdamparnya paus.
sumber : Jawa Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar